Powered By Blogger

Rabu, 28 Juli 2010

Balian Cilik

Anak kecil ini tidak dalam kesurupan, dia duduk dipangkuan ibunya dengan santai dan mulai menjawab segala peroalan mereka yang datang. Diapun dapat terlihat dewasa dalam memberikan petuah atau marah jika itu salah.


“Gung….Gung, kesini Gung” Demikian suara Ibunya memanggil, tak lama kemudian seorang anak kecil, manis dan lugu berlari dari rumah sebelah “Kemana aja dari tadi?” Sahut Ibunya “Gung lagi nonton kartun” Jawabnya polos, sementara di depan kamarnya sudah banyak orang menanti, namun Gung Damar acuh saja, keluguan seorang anak-anak. Orang banyak yang menunggu dan menanti giliranpun tersenyum maklum.

Gung Damar, demikian sering di sebut memang masih duduk di bangku kelas tiga, SD Negeri III Sukasada, Singaraja. Kalau anak seusianya mungkin masih sibuk bermain boneka, namun Gung Damar sibuk meladeni tamunya. Tamu yang datangpun dari segala tingkatan, dari anak kecil hingga pejabat tinggi negara.

Menurut pengakuan ibunya, Gung Damar sejak usia dua tahun telah menunjukkan keanehan. Dia sangat suka mengunjungi pura dan tempat-tempat yang bernuansa spiritual. “Mulanya saya tidak mengerti akan keinginan anak ini, namun karena pengennya ke Pura terus, maka sayapun mengikutinya” sahut ibunya.

Pura yang paling disukai adalah pura Melanting di Pulaki. “Kalau sudah di sana, tanpa disuruh Gung Damar pasti ngayah menari”. Sahut ibunya. “Padahal dia tidak pernah belajar menari dan tidak suka menari” Sambung ibunya.

Di dampingi oleh ibunya sebagai juru bahasa dan penterjemah, Gung Damar memberikan konsultasi ataupun wejangan. Tidak perduli orang tua, kalau harus marah, Gung Damar akan memarahinya. “Anak ini terlalu polos, mengatakan apa adanya.” Ujar ibunya. Suatu hari ada pasangan pasutri yang datang berkonsultasi. Gung Damarpun apa adanya, mengatakan bahwa masalah keuangan yang dialami mereka akibat selama ini uangnya banyak diberikan kepada wanita simpanan lelaki tersebut, tentu saja sang istri baru tahu dan paham. Karena memang itu adanya, Gung Damar menyampaikanpun dengan jujur dan apa adanya.

Semenjak umur kandungan tiga bulan, Gung Damar ditinggalkan Bapaknya. Hanya kasih tulus seorang ibu yang dirasakan selama ini. Gung Damar yang meyakini sebagai keturunan dan reinkarnasi Ki Panji Sakti, berkeyakinan akan kembali lagi kerumah asalnya di Klungkung, dimana leluhurnya Dalem Segening berasal.

“Gung akan kembali lagi ke asalnya Gung” Ujarnya lugu.

Sekolah Gung Damar tetap berjalan, walau terkadang tamu yang berkonsultasi hingga larut malam. “Hingga kelas Dua Gung masih telat membaca” Komentar ibunya. Namun dengan tiba-tiba dalam satu hari dia fasih membaca dan menulis, hingga dapat ranking di kelasnya. Ketika ditanyakan “Gung ada yang memberitahu dan membantu,” Diapun menunjuk sebuah foto yang terpajang di tembok .

Banyak orang yang sayang sama Gung Damar, banyak yang memberikan oleh-oleh boneka dan peralatan sekolah. Namun Gung Damar tidak pelit, dia banyak membagikan barang-barang untuk teman-temannya dan anak-anak sepermainan di sekitar rumahnya.

Untuk memberikan waktu istirahat yang cukup, Gung Damar mulai buka konsultasi jam 16.00 hingga selesai. “Biar cukup istirahat dan bermain” Ujar ibunya, karena ibunya juga tidak menginginkan Gung Damar kehilangan masa kanak-kanaknya dan waktu untuk menikmati kasih sayang ibunya.

Anak Indigo ini ketika diajak berbincang, lebih banyak terdiam dan menyimak atau memainkan mainannya di tangan. Ketika dia berada di ruang konsultasi dapat bertutur dengan baik. Kata-katanya mengalir dengan ringan, memberikan petuah, petunjuk dan nasehat pada orang yang jauh lebih tua dengan sangat santai. Terkadang kalau harus marah, diapun dapat menunjukkan kemarahannya dengan lelaku orang dewasa.

Gung Damar ingin mengabdikan kemampuannya untuk menolong mereka yang harus ditolong. Kelebihan yang dimilikinya disadari sebagai anugerah yang harus dia jaga dan amalkan, terutama bagi mereka yang sedang sakit atau mengalami kesulitan hidup. Mimpinya ingin kembali ke tempat asalnya, semoga saja tersampaikan. Mungkin itu hanya sebuah kata yang tersirat, yang mengandung banyak makna dan Gung Damar memang harus tetap tegar dalam menjalani perjalanan hidupnya yang masih panjang.

1 komentar:

  1. Halo, saya Rasheeda Muhammad dari Indonesia, dan saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan semua orang di sini untuk berhati-hati dari semua pemberi pinjaman pinjaman yang menimbulkan menjadi nyata. Mereka semua penipuan dan palsu dan niat mereka adalah untuk merobek Anda dari uang Anda sulit diperoleh. Saya telah menjadi korban pinjaman perusahaan ini tetapi tidak ada yang mampu memberikan pinjaman saya mencari sampai aku datang di Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Dia menawarkan saya pinjaman pada tingkat bunga yang terjangkau dari 2% dengan hanya beberapa formalitas dan requirements.After saya bertemu dengan persyaratan dan kondisi perusahaan, pinjaman saya disetujui dan saya sangat mengejutkan, itu ditransfer ke rekening bank saya dalam waktu kurang dari 24 jam. Anda dapat menghubungi Ibu Amanda melalui emailnya amandaloan@qualityservice.com dan Anda juga dapat menghubungi saya di rasheedamuhammad10@gmail.com saya email saya hanya bersaksi Ibu Amanda akan baik dan bantuan yang diberikan kepada dia saya dan keluarga saya dan saya juga ingin Anda menjadi penerima manfaat dari tawaran pinjaman nya.

    BalasHapus