Powered By Blogger

Selasa, 27 Juli 2010

BALI MENANGIS LAGI OKTOBER KELABU YANG PILU

Bom yang meledak untuk ke dua kalinya membuat hati orang Bali terkoyak. Ternyata semua tidak dapat disikapi dengan kesedihan atau dengan upacara agama saja dan beranggapan bahwa Tuhan kembali murka, namun harus dipikirkan Bali ke depan agar menjadi lebih kuat untuk menghadapi terror yang merusak Bali

Sebelas hari sebelum peringatan kemanusiaan Bom Legian diperingati, ternyata bom sudah meledak lagi. Sampai hari ini tercatat 22 orang meninggal dan 120 lebih orang luka-luka. Bom yang meledak di dua tempat berbeda Jimbaran dan Kuta Square adalah perbuatan manusia yang sangat biadab, mungkin lebih baik menyebutnya sebagai binatang, karena sudah tidak memiliki hati dan cinta kasih sebagai manusia.
Turis sedang duduk tenang menikmati makan malam mereka, dengan suasana yang romantis dipinggiran pantai Jimbaran yang dihiasi panorama bukit yang banyak dipenuhi lampu dan kapal terbang yang hilir mudik, harus berakhir dengan kesengsaraan. Demikian halnya dengan mereka yang menikmati makan malam di Raja’s Restoran di Kuta Square. Apa kesalahan mereka, kenapa harus terbunuh? Apa salahnya orang yang menikmati makan malam di restoran? Inilah yang sangat memilukan, orang sedang makan malam, tidak di kenal atau mungkin bahasa mereka saja tidak dimengerti, harus dibunuh dengan sadis. Manusia model apa sebenarnya pembunuh ini? Bukankah lebih baik manusia seperti ini dimusnahkan saja, termasuk keturunannya, karena memang bumi tidak memerlukan mereka?
Setelah ledakan Bom Legian, masyarakat Bali berusaha untuk menahan diri agar tidak anarkis atau bertindak di luar jalur. Orang Bali sudah sangat bersabar dan berusaha untuk mawas diri dengan kejadian yang mengejutkan itu. Orang Bali sudah berusaha dengan keras untuk menerimanya sebagai suratan nasib, namun tidak pernah membayangkan akan terjadi peristiwa ledakan ke dua dan mungkin yang lain. Namun kenyataannya lain, 1 Oktober 2005, saat orang Bali lagi sibuk memikirkan BBM yang naik hampir 100%, saat orang Bali menghitung keperluan upacara Galungan, saat orang Bali sibuk metanding dan mejejaitan, saat orang Bali memikirkan untuk pulang kampung, saat orang Bali memikirkan liburan anaknya, saat orang bali lengah, saat itulah Bali di hancurkan.
Ledakan bom kali ini tidak dapat dikatakan bahwa Tuhan kembali murka, sudah pasti tidak dapat dianggap selesai hanya dengan air mata atau upacara banten saja. Kita harus sama-sama menyadari bahwa peledakan ini adalah hasil suatu skenario yang telah direncanakan dengan baik yang memiliki tujuan nomer satu yakni Bali hancur. Setelah Bali hancur, mungkin saja ada tujuan lainnya yang terselip dan kemungkinan juga itu merupakan tujuan utama mereka.
Sebagai orang Bali tidak dapat hanya berpasrah diri, atau berpikiran sempit dengan pola “ Sudah meledak, mau bilang apa lagi?” kalau misalkan itu yang terjadi, ini sangat berbahaya, karena orang Bali sudah apatis, orang Bali sudah tidak perduli, itu artinya orang Bali sudah mati.
Sikap seperti itu sebaiknya tidak terjadi, malah diharapkan dengan sudah meledaknya bom untuk ke dua kalinya di Bali, orang Bali semakin kokoh, semakin tegar, cepat untuk bangkit kembali. Artinya dapat menunjukkan kepada para pelaku bom (teroris), bahwa peledakan yang mereka lakukan tidak berarti apapun. Karena pada kenyataannya orang Bali tidak panik dan turis tidak ketakutan, diharapkan turis menjadi terburu-buru meninggalkan Bali hanya karena bom meledak.
Dalam penanganan bencana bom, masyarakat Bali sudah mendapat pujian dunia. Karena semua terlihat dengan ikhlas menolong para korban. Semua terlihat serius dan yang paling utama tidak ada yang memanfaatkan situasi dengan tindakan tercela mencuri di atas penderitaan orang. Penanganan korban terlihat lebih profesional, terutama korban yang menderita luka-luka di RSUP, mereka dirawat dan ditangani dengan cepat dan baik. Mungkin karena sikap baik orang Bali ini, turis merasa tenang untuk tetap tinggal di Bali dan akan tetap berkunjung ke Bali.
Meledaknya bom untuk ke dua kalinya di Bali, seharusnya membuat orang Bali menjadi lebih sangat waspada, bahwa kemungkinan meledaknya bom yang ketiga kalinya akan dapat dicegah atau diditeksi sedini mungkin. Lebih waspada bukan berarti menjadi ketakutan atau kepanikan, apalagi mengarah ke sikap yang anarkis, namun tetap dalam koridor akal sehat. Mencari solusi masa depan Bali dengan cara yang santun namun tetap waspada. Mungkin Bali harus mengembangkan suatu sistem filterisasi masyarakat, sehingga mereka yang hadir dan hidup di Bali ini memang mereka yang dibutuhkan oleh Bali, bukan mereka yang hanya mencoba peruntungan atau hanya untuk transit sebentar dan mengebom Bali.
Orang Bali mulailah bersatu dengan solid, kurangi bertengkar atau bemasalah dengan sesama Bali. Jangan ada perang hanya karena persoalan tapal batas desa, perang hanya karena ulah orang mabuk, atau masalah adat dan penguburan jenasah yang bermasalah. Orang mati saja di persulit di Bali. Sadarilah bahwa semua orang akan mati, membantu atau mempermudah upacara kematian adalah yadnya agama. Orang Bali jangan hanya bisa meriah dalam upacara agama saja, namun tatwa agama dan susila harus lebih diperdalam, sehingga semua menjadi seimbang dan semua menjadi harmonis.
Diciptakan suatu sistim pengamanan Desa, dimana masyarakat lebih peduli dan waspada kepada orang asing yang baru memasuki Desa atau wilayah mereka. Paling tidak dapat menginformasikan kepada aparat banjar atau Desa, Masyarakat memang dituntut aktip, bukannya cuek memikirkan kekayaan sendiri. Kalau semua peduli, kalau semua waspada, semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa merestui kita semua, sehingga tidak akan pernah lagi ada Bom yang meledak di Bali.

3 komentar:

  1. Ane ngebom nak Islam...Group CS....Yang anti PANCASILA...salah satunya adalah ini...http://www.facebook.com/profile.php?id=100000051868504 otak amrozy tapi berwajah lain....waspadalah...!. juga dari Group http://www.facebook.com/pages/Garda-Dewata-Bali/146807468664097?ref=ts#!/group.php?gid=138224092866696&ref=ts ......tanpa Admin pocol melu sing ade nak ngrunguang...ngurussss

    BalasHapus
  2. hhhmmm....berbeda pendapat itu hal biasa...
    jdi silahkan anda mengomentari sesuai dgn pendapat anda sendiri...karena blog ini bebas,dan artikel yg kami sampaikan pun berdasarkan fakta...
    so,silahkan di telaah...
    thx....
    ^_^

    BalasHapus
  3. saudara imam....cb anda klik ini
    http://www.facebook.com/?sk=messages&tid=1504615705979#!/pages/Garda-Dewata/135415563161042?v=info&ref=ts

    BalasHapus